JAKARTA, 3 November 2025- Kementerian Pekerjaan Umum Rakyat (PU) secara konsisten menggulirkan Program Padat Karya Tunai (PKT) di berbagai daerah. Program ini dilaksanakan untuk mendukung program pembangunan infrastruktur dan ekonomi nasional.
Salah satu wujud implementasi program PKT tersebut adalah
 program Percepatan Peningkatan Tata Guna Air Irigasi (P3TGAI). Program ini
 dilaksanakan di berbagai daerah, dan sejalan dengan upaya mendukung program
 swasembada pangan dan pembangunan dari desa sebagaimana tertuang dalam Asta
 Cita Presiden Prabowo Subianto.
Menteri PU Dody Hanggodo mengatakan, pelaksanaan P3TGAI
 merupakan bentuk komitmen pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan
 masyarakat desa. Komitmen ini diwujudkan melalui pemberdayaan petani dan
 pembangunan infrastruktur irigasi yang berkelanjutan.
“Melalui program padat karya ini, kita tidak hanya
 membangun infrastruktur yang memperkuat ketahanan pangan, tetapi juga membuka
 lapangan kerja, menumbuhkan ekonomi lokal, dan memperkuat kemandirian petani
 dalam mengelola sumber daya air,” kata Menteri Dody.
Salah satu lokasi pelaksanaan P3TGAI ada di Sumatera
 Selatan, tepatnya di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI). Secara keseluruhan,
 pada tahap pertama tahun 2025, program P3TGAI di Kabupaten OKI dilaksanakan
 oleh 59 Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) di 4 kecamatan atau 29 desa.
 Adapun target pembangunan program P3TGAI di OKI ini adalah pembangunan saluran
 irigasi tersier sepanjang 6.098 meter untuk mengairi 8.254 hektare lahan
 pertanian.
Pelaksanaan program ini melibatkan langsung masyarakat
 setempat, terutama petani, mulai dari tahap pengusulan, pelaksanaan, hingga
 pengelolaan. Dengan skema padat karya, program ini tidak
 hanya bertujuan meningkatkan produktivitas pertanian, tetapi juga memberikan
 manfaat ekonomi langsung. Manfaat tersebut berupa peningkatan pendapatan rumah
 tangga para petani melalui pemberian upah harian atau mingguan.
Staf Ahli Menteri PU Bidang Sosial Budaya dan Peran
 Masyarakat, K.M. Arsyad, yang meninjau langsung pelaksanaan P3TGAI di Desa
 Cahya Maju, Kecamatan Lempuing, Kabupaten OKI, menegaskan keberhasilan program
 tersebut. Ia menyatakan bahwa pelibatan masyarakat menjadi faktor utama dalam
 keberhasilan program ini.
“Tujuan kami memastikan masyarakat benar-benar terlibat
 sejak awal, bukan sekadar penerima manfaat. Dari hasil kunjungan, terbukti
 bahwa kelompok masyarakat sudah berperan aktif melalui musyawarah desa dan
 pelaksanaan langsung di lapangan. Ini menunjukkan bahwa pembangunan di sini
 benar-benar dari, oleh, dan untuk masyarakat,” kata Arsyad.
Melalui pelibatan aktif masyarakat dalam setiap tahapan
 kegiatan, program P3TGAI di Sumatera Selatan diharapkan tidak hanya
 meningkatkan fungsi irigasi, tetapi juga memperkuat gotong royong dan
 kemandirian desa.
Hanifah (43 tahun), petani di Desa Cahya Maju sekaligus
 Ketua Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) Joko Tingkir, mengungkapkan
 pembangunan saluran irigasi melalui program P3TGAI telah memberikan manfaat
 nyata. Salah satunya adalah peningkatan indeks pertanaman (IP) yang sebelumnya
 hanya 100, kini bisa meningkat jadi 200 bahkan 300.
“Dengan adanya saluran irigasi ini, lahan sawah kelompok
 kami seluas sekitar 35 hektare kini bisa terairi dengan baik. Dari hanya
 bertanam sekali setahun, sekarang kami bisa menanam dua sampai tiga kali
 setahun. Ini jelas meningkatkan hasil panen dan kesejahteraan petani,” ujar
 Hanifah.
Program kerja ini merupakan bagian dari “Setahun Bekerja, Bergerak –
 Berdampak” dalam menjalankan ASTA CITA dari Presiden Prabowo Subianto.
#SigapMembangunNegeriUntukRakyat
#SetahunBerdampak
Artikel ini juga tayang di VRITIMES











