JAKARTA 31 Oktober 2025 – Kementerian Pekerjaan Umum (PU) terus mempercepat pembangunan infrastruktur sanitasi di DKI Jakarta melalui Jakarta Sewerage Development Project (JSDP) Zona 1. Proyek yang berlokasi di Pluit, Jakarta Utara, ini merupakan Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat (SPALD-T) skala perkotaan.
Pembangunan ini
 adalah salah satu upaya strategis pemerintah untuk menghadirkan layanan
 sanitasi yang aman dan berkelanjutan bagi masyarakat kota. Langkah ini
 sekaligus mendukung target pembangunan berkelanjutan (SDGs) di sektor air dan
 sanitasi, serta sejalan dengan Asta Cita Presiden Prabowo dalam mewujudkan
 kemandirian bangsa di sektor ekonomi hijau melalui solusi pengelolaan limbah
 modern.
Menteri PU Dody
 Hanggodo menyatakan bahwa proyek ini memiliki makna yang lebih dalam dari
 sekadar pembangunan fisik.
“Pembangunan
 sistem air limbah terpusat bukan hanya membangun pipa dan instalasi, tetapi
 menghadirkan peradaban baru. Infrastruktur sanitasi modern akan menjamin
 lingkungan yang lebih bersih, sehat, dan layak huni bagi masyarakat,” kata
 Menteri Dody.
Pekerjaan Jakarta Sewerage Development Project Zona 1
 mencakup empat paket pekerjaan utama dari sistem pengelolaan air limbah terpadu
 di DKI Jakarta.
Paket I (Construction of WWTP) meliputi pembangunan
 Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) berkapasitas 240.000 m3 per hari di atas
 lahan seluas 3,9 hektare. Fasilitas ini akan menjadi pusat pengolahan air
 limbah domestik, sebelum dikembalikan ke lingkungan.
Selanjutnya,
 Paket II (Construction of Sewers in Area 1-1) mencakup pembangunan jaringan
 perpipaan air limbah sepanjang 14,3 kilometer. Paket III (Construction of
 Sewers in Area 1-2) meliputi penambahan jaringan perpipaan sepanjang 24,9 km
 untuk memperluas cakupan layanan.
Adapun Paket IV
 (Construction of Sewers in Pilot Area), difokuskan pada pembangunan jaringan
 pipa jacking dan PVC di wilayah percontohan
 Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara. Ini akan menjadi model
 penerapan teknologi perpipaan modern di area padat penduduk.
Proyek JSDP Zona 1 menggunakan teknologi A2O + Membrane Bioreactor (MBR) yang
 ramah lingkungan. Metode konstruksinya pun canggih, menggunakan Pipe Jacking dan Pneumatic
 Caisson, sebuah teknik mutakhir asal Jepang yang memungkinkan pembangunan
 jaringan pipa di bawah tanah dengan gangguan minimal di permukaan kota.
 Indonesia menjadi negara kedua di Asia setelah Jepang yang menerapkan metode
 ini.
Hingga Oktober 2025, progres kumulatif pembangunan JSDP
 Zona 1 telah mencapai sekitar 42%.
Infrastruktur ini didukung oleh pembiayaan melalui
 pinjaman Japan International Cooperation Agency (JICA) dengan nilai total
 mencapai Rp6,37 triliun. Nantinya, infrastruktur ini ditargetkan mampu melayani
 hingga 989.389 jiwa atau sekitar 220.000 sambungan rumah (SR). Cakupan
 layanannya tersebar di tiga kota administrasi, yaitu Jakarta Utara, Jakarta
 Barat, dan Jakarta Pusat, yang mencakup delapan kecamatan.
Direktur Jenderal Cipta Karya, Dewi Chomistriana,
 mengatakan bahwa dampak proyek ini akan sangat dirasakan oleh warga.
“Dengan tersedianya sistem air limbah yang modern,
 masyarakat Jakarta dapat menikmati lingkungan yang lebih bersih dan aman.
 Sementara itu, pemerintah daerah memperoleh sistem pengelolaan sanitasi yang
 lebih efisien dan terintegrasi dengan jaringan rumah tangga,” ujar Dirjen
 Dewi.
Melalui proyek Jakarta Sewerage Development Project Zona
 1, Kementerian PU menegaskan komitmennya untuk menghadirkan infrastruktur yang
 tidak hanya mempercepat pembangunan kota, tetapi juga menjaga keberlanjutan
 lingkungan bagi generasi mendatang.
Selain memberikan dampak langsung terhadap peningkatan
 kesehatan masyarakat dan kualitas lingkungan perairan kota, proyek JSDP juga
 mendukung penurunan emisi karbon, pengendalian pencemaran air tanah, serta
 memperkuat ketahanan kota terhadap perubahan iklim.
Kementerian PU berharap, proyek JSDP ini dapat
 meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat dan kualitas lingkungan perairan
 kota, sekaligus mendukung penurunan emisi karbon, pengendalian pencemaran air
 tanah, serta memperkuat ketahanan kota terhadap perubahan iklim.
Program kerja ini merupakan bagian dari “Setahun Bekerja, Bergerak –
 Berdampak” dalam menjalankan ASTA CITA dari Presiden Prabowo Subianto.
#SigapMembangunNegeriUntukRakyat
#SetahunBerdampak
Artikel ini juga tayang di VRITIMES











