Menu

Mode Gelap
Walikota Carol Senduk Hadiri Ibadah Syukur HUT Ke-78 GMIM “Bait-Lahim” Talete Satu Wilayah Tomohon Sentrum Dirangkaikan Peresmian Pastori Empat How To Handle Every Movie Challenge With Ease Using These Tips 20 Questions You Should Always Ask About Playstation Before Buying It The Most Influential People in the Green House Industry and Their Celebrity Dopplegangers Technology Awards: 6 Reasons Why They Don’t Work & What You Can Do About It

Bisnis · 25 Apr 2025 15:09 WIB ·

“Cara Membuat Uang Bekerja Untuk Kita” : Kisah Pipo Hargiyanto Kaya dari Passive Income Properti


 “Cara Membuat Uang Bekerja Untuk Kita” :  Kisah Pipo Hargiyanto Kaya dari Passive Income Properti Perbesar

“Masih ragu bisnis properti karena taunya butuh modal besar? Orang-orang nggak kenal strategi KOMODO, sih,”
Pipo Hargiyanto, seorang investor properti dengan total aset mencapai 55 properti, berkelakar membuka wawancara dengan Sekali Seumur Hidup. Di balik kelakarnya, strategi jitu KOMODO untuk bisnis properti tanpa modal memang telah dipraktikannya selama 17 tahun.
Hasil dari bisnis properti itu kini mampu mendatangkan arus uang yang tak henti, tanpa perlu bekerja keras atau turun langsung ke lapangan.
Bagaimana kisahnya?

Dari Kredit Analis ke Investor Properti

Perjalanan Pipo dimulai dari dunia kerja sebagai kredit analis di Jakarta. Saat itu, ia banyak melihat bagaimana aset seperti mobil sewaan bisa membiayai angsurannya sendiri. Ide ini melekat dalam pikirannya.

Setelah membaca buku Rich Dad Poor Dad, ia makin yakin bahwa aset seharusnya bisa menghasilkan income lebih besar dari cicilannya. Konsep sederhana, tapi butuh waktu bertahun-tahun hingga benar-benar bisa dipraktikkan.

2005–2008: Mencari Properti yang “Nyicil Dirinya Sendiri”

Pipo sempat keliru. Awalnya ia mencari rumah sewaan, tapi tak ada satupun yang penghasilannya melebihi angsuran. Sampai akhirnya, ia menemukan model properti yang mampu mengangsur dirinya sendiri ketika sang istri mencari kos-kosan di daerah Karet. Saat itu, ia menyadari di konteks Indonesia mungkin bukan rumah sewa, tetapi kos/kontrakan.

Dari situlah pencerahan datang. Ia menemukan properti 20 pintu kontrakan di Karawaci seharga Rp550 juta dengan cicilan Rp7 juta/bulan, sementara potensi income dari sewa mencapai Rp11 juta/bulan.

Masalahnya berikutnya tiba: ia tak punya uang untuk DP. Dari sana Pipo akhirnya mencari cara untuk kredit dan pinjaman bank untuk DP-nya. 

Dengan memilih properti dengan bisnis di atasnya juga pengelolaan dana yang baik, Pipo yakin pada akhirnya properti tersebut bisa melunasi dirinya sendiri.

Bangkrut & Titik Balik

Pada tahun 2008, Pipo mengalami kebangkrutan karena bisnisnya gagal dibayar Rp200 juta oleh klien. Akan tetapi, justru dari keterpurukan itu, ia menemukan properti yang benar-benar cocok : 3 ruko di Daan Mogot, yang jika disulap jadi kos 28 kamar bisa menghasilkan Rp18 juta/bulan, sementara angsurannya hanya Rp15 juta. 

Itulah properti pertamanya yang resmi ia beli tanpa modal pribadi, dan langsung menghasilkan income > angsuran. 

Dari Properti ke Bisnis, dari Bisnis ke Komunitas

Tak berhenti di properti, Pipo mulai merambah dunia franchise: minimarket, warteg, toko roti, hingga franchise ban motor.

Namun, ia menyadari satu hal penting:

“Saya bukan jago bisnis. Tapi saya jago membangun properti, mengelola keuangan, dan menghubungkan orang-orang.”

Alih-alih mengelola sendiri, ia membiarkan orang lain menjalankan bisnis di atas propertinya, sementara ia mengatur sisi properti dan pembiayaannya.

3 Pilar Strategi KOMODO

Kuasai PropertiFokus pada lokasi, potensi sewa, dan hitungan ROI jangka panjang.

Bangun Bisnis di AtasnyaTak harus bisnis sendiri — bisa kolaborasi, joint venture, atau franchise.

Kendalikan KeuanganCari modal itu mudah. Yang sulit adalah membayar angsurannya secara konsisten. Maka pastikan income > angsuran.

Komunitas PIPO: Dari Indonesia ke Dunia

Sejak 2016, Pipo membentuk komunitas edukasi properti bernama PIPO. Saat ini, anggotanya tersebar dari Sabang sampai Merauke, bahkan hingga AS, Belanda, hingga Kuwait.

Yang membanggakan: banyak member kini memiliki minimarket dan properti lebih banyak dari yang ia miliki sendiri. “Saya paling senang dengar cerita member yang dulu susah, sekarang punya bisnis dan properti yang menghasilkan. Itu kepuasan tersendiri,” ungkapnya.

Passive Income adalah Keniscayaan

Pipo percaya, setiap orang harus bangun passive income — entah lewat properti, bisnis, atau kombinasi keduanya. Karena satu saat nanti, waktu akan menjadi batas alami manusia. 

“Kerja boleh ogah, ngangsurnya ogah, DP-nya ogah… tapi income-nya ngalir. Itulah nikmat passive income,” pungkasnya.

Dan ia sedang mempersiapkan langkah lebih besar: platform crowdfunding properti agar masyarakat bisa ikut berinvestasi kecil-kecilan dan punya aset nyata.

Artikel ini juga tayang di VRITIMES

Artikel ini telah dibaca 3 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Jangan Asal Pilih! Tips Jitu Menemukan Pembuat Jembatan Apung Terpercaya

17 Mei 2025 - 16:00 WIB

Menjawab Tantangan Kelistrikan Indonesia dengan Solusi Trafo Inovatif

17 Mei 2025 - 15:47 WIB

Menikmati Keindahan Alam dari Atas Rel : Pesona Perjalanan Kereta Api di Jembatan Lahor Karangkates

17 Mei 2025 - 15:04 WIB

KAI Daop 1 Jakarta Salurkan Bantuan TJSL Lebih dari Rp900 Juta hingga Mei 2025

17 Mei 2025 - 12:30 WIB

Puluhan Peserta Ikuti Sertifikasi IMDG Code Bersama Port Academy

17 Mei 2025 - 11:00 WIB

BINUS @Medan Siapkan Karier Generasi Muda di Era Digital Bersama Podomoro City Deli Medan

17 Mei 2025 - 10:00 WIB

Trending di Bisnis